top of page

Power to Youth - Youth Engaged Project Assessment Update di Jember, Garut, dan lombok

Akhir September lalu, 2030 Youth Force Indonesia telah melakukan asesi dalam program bertajuk Youth-Engaged Project Assessment (YEPA) bersama organisasi mitra yang diantaranya adalah Yayasan Semak (Perwakilan Jawa Barat), Yayasan Tanoker (Perwakilan Jawa Timur), dan perwakilan Rutgers di Lombok. Kegiatan ini didukung oleh Rutgers WPF Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi orang muda dalam pengambilan kebijakan, khususnya di isu hak kesehatan reproduksi remaja dan pencegahan perkawinan anak.




Gambar 1. YEPA Jember


Sepanjang kegiatan, diskusi dilakukan menggunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan kondisi peserta. Protokol kesehatan juga tetap diperhatikan sebagai pencegahan penularan COVID-19. Beberapa metode yang digunakan baik secara daring dan luring ditujukan untuk menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut:

  1. Bagaimana persepktif pemuda terhadap isu hak kesehatan reproduksi remaja dan perkawinan anak di daerahnya?

  2. Bagaimana kondisi pelibatan pemuda secara bermakna terhadap penyelesaian isu-isu tersebut?

  3. Bagaimana pandangan pemuda terhadap rancangan modul Training of Trainer (ToT) yang sedang dikerjakan oleh 2030 Youth Force Indonesia.



Gambar 2. YEPA Lombok


Secara umum, pemuda-pemuda berpendapat bahwa ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi tantangan di isu hak kesehatan reproduksi remaja dan perkawinan anak. Lebih lanjut, perbedaan kondisi terlihat pada faktor utama permasalahan tersebut dapat terjadi. Misalnya saja di Jember, banyaknya pekerja migran dapat memicu adanya perkawinan anak. Hal tersebut berbeda dengan dengan yang dialami pemuda di Lombok dimana budaya “kawin culik” masih terjadi. Di Garut, praktik berbahaya seperti sunat perempuan menjadi sorotan atas salah satu pelanggaran Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) yang terjadi. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemuda juga memetakan berbagai pemangku kebijakan yang memiliki peran penting dalam penyelesaian isu-isu tersebut. Ditambah lagi, berbagai ide-ide pemuda juga ditampung mengenai bagaimana keterlibatan pemuda dapat menjadi bagian dari solusi yang diinginkan. Hal tersebut ditujukan karena pemuda di ketiga wilayah tersebut merasa bahwa pemuda belum dilibatkan secara bermakna sebagai bagian dari solusi. Sejauh yang mereka rasakan, stigma dan alur komunikasi yang kurang baik antara orang dewasa dan pemuda menjadi tantangan atas terwujudnya partisipasi pemuda yang bermakna.





Gambar 3. YEPA Garut


Sebagai tindak lanjut, 2030 Youth Force Indonesia akan mengadakan pertemuan lanjutan untuk lebih dalam mendiskusikan perspektif pemuda terkait isu hak kesehatan reproduksi remaja dan perkawinan anak, juga partisipasi pemuda yang bermakna dalam isu-isu tersebut. Langkah tersebut sesuai dengan tujuan 2030 Youth Force Indonesia yang bertujuan untuk mendorong partisipasi pemuda agar dapat terlibat dalam akselerasi implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan memulai tindakan untuk mendorong perubahan positif menuju masyarakat yang inklusif dan damai di Indonesia. Saat ini 2030 Youth Force Indonesia tengah bekerja sama dengan Rutgers Indonesia dan tiga mitra lainnya tentang pelibatan remaja (12-24 tahun), khususnya remaja perempuan dan perempuan muda (RPPM) dalam program Power to You(th) untuk terlibat secara bermakna dalam pengambilan keputusan mengenai kekerasan berbasis gender dan seksual, pernikahan anak, kehamilan yang tak diinginkan, dan praktik-praktik berbahaya lainnya.


Written by: Revian Putra - Community Engagement 2030 Youth Force Indonesia

80 views0 comments
bottom of page