top of page

Blog



Freedom (Art)ssembly Exhbition adalah sebuah Pameran seni yang menampilkan karya-karya dari 36 orang muda peserta Freedom Unleashed di Indonesia yang sebelumnya mengikuti rangkaian peningkatan kapasitas terkait isu kebebasan berpendapat, berekspresi lewat media kreatif dan seni. Karya yang ditampilkan oleh peserta antara lain puisi, instalasi, ilustrasi, game dan lainnya. Setiap karya memiliki pesan dan interpretasi yang unik, mencerminkan pengalaman dan perspektif para peserta terhadap situasi sosial dan bagaimana mereka bisa menyampaikan pendapat mereka lewat aksi dan cara damai serta kreatif. 36 Peserta yang berkontribusi pada pameran ini adalah:

  • Ajib Abdul Jabar

  • Akbar Muhibar

  • Alisa Qottrun Nada M

  • Alva Maldini

  • Alyaa Taqiyyah

  • Ariel Dwiky Prayudha

  • Aurellia Khansa Sujatmoko

  • Chairunnisa

  • Devita Octavani Hasan

  • Dhea Putri Anjelita

  • Dian Palupi Nur Umam

  • Evinka Zahra

  • Fajar Hidayat

  • Fillmore Gulo

  • Hafiz Farhansyah

  • Iman Amirullah

  • Isysyika Vitrie Imasyta

  • Jeremy Nathanael Dihardja

  • Kevin Aryatama

  • Khansa Khairunnisa

  • Lala Nurlala

  • M. Ilham

  • Meira Fenderissa

  • Mita Putri Novita Sari

  • Muhammad Trisna

  • Nada Shafira Nur Fatimah

  • Nala Aprilia

  • Rimma Itasari Nababan

  • Rizki Ananda Putri

  • Rizki mareta

  • Rizqotul Mardhiyyah

  • Selfia Darmawati

  • Tedi Septiadi

  • WIdya Asri Rahayu Nastiti

  • Yogi Handika

  • Yohana Putri Siahaan



 
 
 

Updated: Jun 10

Freedom Unleashed is a project that aims to raise awareness and empowering young people to claim their civil rights including freedom of speech, freedom of expression and peaceful protest. The project used several methods to achieve the goals, such as capacity building and utilizing art and digital creative medium as form of campaign communication among younger generations.



Freedom Unleashed's Youth Ranger Ready to advocate and campaigning freedom of speech, expression and peaceful protest
Freedom Unleashed's Youth Ranger Ready to advocate and campaigning freedom of speech, expression and peaceful protest


This project initiated from 2023 and one of the part of WeRise movement that are supported by CIVICUS Global Alliance.


Good Practices and Achievement:

  1. 350.000 Social media audience reach

  2. 135 digital collaborative video has been posted

  3. 93 youth from 18 Provinces in Indonesia has been capacitated knowledge related to civil liberties issues and art creative campaign

  4. 1 digital book on young people and civil liberties has been design to publish

  5. 1 Consultative meetings with youth organizations and participants to discuss digital campaign practices to promote civil liberties

  6. 1 art exhibition called freedom artssembly has been held. This exhibition displayed 37 artwork from our participants with the theme “Youth Voice on human rights and Civic Space

  7. 1 Zine book has been design to be launch






Freedom Unleashed Digital Hub



Partisipasi pemuda yang bermakna adalah proses keterlibatan struktural dengan kaum muda sebagai mitra dan pemimpin yang setara di semua tingkatan. Hal ini tidak hanya dapat mengubah pemuda dari penerima menjadi pemberi manfaat, tapi juga dapat membantu penyebaran manfaat serta pemaksimalan program pembangunan. Sayangnya, pemuda sering dianggap sebelah mata, terutama dalam hal pengambilan keputusan dan prioritas pembangunan. Untuk itu, 2030 Youth Force Indonesia (2030 YF) menginisiasi SDGs Youth Town Hall 2021 (SDGs YTH 2021).

Dokumentasi SDGs YTH 2021


SDGs YTH 2021 merupakan salah satu wadah komunikasi antar aktor dari berbagai lapisan untuk berdiskusi mengenai isu pemuda dan SDGs. Melalui kegiatan ini, pemuda berkesempatan untuk menyampaikan aspirasi terhadap isu tersebut ke perwakilan pemerintah terkait. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara virtual pada 20 November 2021 dan dihadiri oleh 113 peserta yang merupakan pemuda. Selain itu juga dihadiri 14 narasumber dari perwakilan Rutgers Indonesia, PPN Bappenas, 2030 YFI, juga pemerintah dan organisasi pemuda terkait. Ditambah lagi, kegiatan tersebut juga terlaksana sebagai rangkaian dari pre-event SDGs Annual Conference 2021 yang dilaksanakan oleh sekretariat SDGs dan Kementerian PPN/Bappenas.

Narasumber SDGs YTH 2021


Kegiatan dimulai dengan tiga sambutan utama. Yang pertama, Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc yang merupakan staf ahli menteri PPN bidang sosial dan penanggulangan kemiskinan memaparkan bagaimana COVID-19 berdampak pada penerapan SDGs di Indonesia. Meski berbagai dampak buruk telah dirasakan seperti, banyak orang tidak bisa bekerja, menurunnya pendapatan secara drastis, peningkatan resiko kekurangan gizi dan kehamilan, dan learning loss akibat pembelajaran jarak jauh, tapi pandemi COVID-a9 juga memberikan dampak positif. Beberapa contohnya adalah percepatan perkembangan teknologi, termasuk dalam teknologi pembayaran. Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa pemuda merupakan faktor kunci untuk SDGs. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Endah Sri Rejeki juga melanjutkan, bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan partisipasi anak dalam pembangunan dengan membuat banyak forum anak. Senada dengan beliau, Amalah Rahmah yang merupakan Country Representative Rutgers WPF Indonesia mengatakan bahwa beliau ingin agar pemuda lebih didengar, ditanggapi, dan diperhitungkan sebagai bagian dari masyarakat agar pemuda dapat berpartisipasi, memberi pendapat, dan bergerak bersama untuk mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif. Hal tersebut diperlukan khususnya dalam penyelesaian permasalahan perkawinan anak, dimana permasalahan tersebut tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan, tapi juga karena kehamilan muda/tidak terencana, menjadi korban pemerkosaan, norma sosial & budaya, pengetahuan rendah terhadap kesehatan reproduksi, juga ketidak pahaman mengenai alat kontrasepsi Pernikahan anak menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam SDGs YTH 2021.




Kemudian, dilanjutkan dengan sesi plenary dimana peserta mendapatkan gambaran mengenai partisipasi pemuda yang bermakna dalam agenda berkelanjutan dalam gelar wicara antara Billy Mambrasar yang merupakan staf khusus millennial kepresidenan, Linka Lin yang merupakan Youth Social Entrepreneurship and Innovation Consultant of UNDP Asia-Pacific, dan Tirza Listiarani yang merupakan koordinator dari 2030 Youth Force Indonesia. Billy berpendapat bahwa keterlibatan generasi muda di Indonesia sudah naik trennya, namun kurang banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Senada dengan hal tersebut, Linka juga menyampaikan tantangan pemuda agar dapat terlibat dalam implementasi SDGs. Paparnya, pemuda mengalami permasalahan fundamental, dimana pemuda kurang diberi kesempatan untuk dipercaya walaupun sebenarnya mereka mampu. Tirza kemudian menyimpulkan bahwa pemuda harus percaya ke diri sendiri jika ingin mencapai SDGs secara bersama. Tidak hanya dari perseorangan saja, namun tiap lapisan harus berani bergerak dan berbicara.


Kemudian di sesi panel, perwakilan pemuda, yang diwakili oleh 2 orang delegasi SDGs YTH 2021 untuk masing-masing pilar SDGs diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai isu 4 pilar isu SDGs (Ekonomi, Lingkungan, Hukum & Tata Kelola, dan Sosial) kepada perwakilan pemerintah terkait, dilanjutkan dengan paparan dan diskusi antar peserta dan narasumber yang merupakan perwakilan pemerintah dan organisasi pemuda. Isu-isu yang dibahas pada masing-masing pilar adalah:

  1. Pilar Ekonomi, "Mendorong ekonomi melalui kewirausahaan dan innovative financing". Setidaknya ada 2 pernyataan pemuda untuk dipertimbangkan oleh pemerintah, yaitu:

    1. Memberikan kepastian pendampingan pada kelompok UMKM yang masuk sebagai penerima manfaat dalam kegiatan pemerintah agar UMKM memiliki keberlanjutan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja: misalnya memberi pendampingan dalam permodalan, ketenagakerjaan dll.

    2. Pemuda/organisasi dapat bekerjasama dengan UMKM di daerah untuk membantu pemasaran produk / digitalisasi. Contoh misalnya: AISEC UNSOED melalui local project yang bekerja sama dengan UMKM. Dibutuhkan SDM yang memadai.

  2. Pilar Lingkungan, "Pembangunan rendah karbon untuk aksi iklim: Pengelolaan sampah dan ekowisata berbasis alam", dimana perwakilan peserta dapat menyampaikan aspirasinya terkait isu masing-masing pilar SDGs. Ada 5 pernyataan pemuda untuk dipertimbangkan oleh pemerintah, yaitu:

    1. Mendorong ekowisata berbasis lingkungan. Contoh di Bali: Merestorisasi pohon bakau, dan tempat konservasi penyu dan sektor wisata lokal

    2. Lebih banyak perusahaan untuk menggunakan sustainability report. Diharapkan dengan menggunakan sustainability reporting yang dikontrol oleh pemerinta

    3. Memastikan sektor industri dan pemerintah dapat me

    4. Mendorong agar banyak bank sampah yang mudah diakses berbasis digital. Mendorong upaya untuk mengatasi suhu dibawah 2 derajat celcius

    5. Implementasi kebijakan kurikulum nasional mengenai kesadaran akan perubahan iklim agar dapat berkontribusi secara bermakna.

  3. Pilar Hukum, "Keterlibatan pemuda yang bermakna dalam proses perencanaan kebijakan". Ada 5 pernyataan pemuda untuk dipertimbangkan oleh pemerintah, yaitu:

    1. Memastikan adanya ruang kolaborasi yang berkelanjutan ketika pemerintah akan membuat suatu kebijakan

    2. Adanya strategi nasional untuk pelibatan pemuda dalam proses pembuatan kebijakan di tingkat pusat maupun daerah

    3. Menjamin kepastian hukum yang inklusif, pemuda ingin menjadi subjek dalam kebijakan

    4. Berkolaborasi dengan pemuda daerah untuk program cyber daerah, dimana pemuda dapat terlibat dalam posisi strategisnya

  4. Pilar Sosial, "Perkawinan anak dan kekerasan di situasi pandemi".

    1. Remaja berperan menjadi pelopor dan pelapor terhadap kanal-kanal yang sudah tersedia perihal perkawinan anak.

    2. Pemuda menjadi “agent of change”, sebagai penggerak di lingkungan masyarakat untuk memberikan pemahaman perkawinan anak.

    3. Pemerintah melibatkan peran pemuda untuk bekerja sama dalam perwujudan 2 poin sebelumnya.

    4. Penguatan pengasuhan dan penguatan ekonomi keluarga untuk menurunkan tensi mindset perkawinan anak dari aspek lingkungan (community).




Kampanye buatan delegasi SDGs YTH 2021


Mengingat pentingnya isu yang dibahas, peserta juga berkesempatan membuat kampanyenya terkait 4 pilar SDGs dalam bentuk konten media sosial. Melalui SDGs YTH 2021 diharapkan akan ada lebih banyak remaja dan pemuda yang dapat mengetahui dan berpartisipasi dalam isu yang diusung oleh Power to You(th) berkaitan dengan SDGs dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dari hasil dialog konsultatif antara remaja dan pemuda dengan pemerintah dan stakeholders terkait.


Subscribe to Our Newsletter

Thanks for submitting!

© 2021 by 2030 Youth Force Indonesia

bottom of page